Langsung ke konten utama

Karena Sayang, Bukan Berarti Harus Pacaran

Berbicara tentang pacaran, ada satu hal menarik yang menjadi fenomena di kalangan remaja yang bikin gue suka bertanya-tanya terhadap banyak banget orang diluar sana yang dengan mudah mendapatkan pasangan. Bahkan dalam frekuensi 2 atau 1 bulan sekali udah bisa 2 kali putus dan dapet pacar baru lagi. Kadang gue mikir.....segampang itukah hati lo terbuka untuk orang baru lagi? semudah itukah lo ngebangun hubungan dari awal lagi? Wich is mungkin orang-orang yang begitu berprinsip cinta akan lo temukan dengan sendirinya seiring hubungan itu berjalan.

Mulai dari hal itu gue kembali bertanya apa sih sebenernya esensi pacaran sekarang ini? apa memang sebagai bentuk hubungan kasih sayang antara laki-laki dan perempuan atau hanya sekedar simbolis untuk mengisi kesepian belaka. Ntah...

Guys , sejatinya cinta tetap bisa tumbuh dan terpelihara kok meski gak diekspresikan dengan aktivitas pacaran. Gue analogikan dengan bunga, kalo lo ngeliat bunga yang cantik apakah lo harus memotong tangkainya untuk mengambil bunga yang cantik itu tapi hanya akan melihat keindahan nya sebentar aja? atau lo memilih merawat bunga itu tetap pada tempatnya dan membiarkan dia tumbuh secara alami dan bisa melihat keindahannya terus menerus?

Artinya, jatuh cinta itu boleh saja, tetapi gak perlu terburu-buru untuk menjalin suatu hubungan. Karena sayang itu gamesti pacaran. Malah semakin lo ngoyo pengen punya pacar, semakin lo dapet cinta dan hubungan yang instan, ga akan lama. Bagi gue, gue mengaggap pacaran atau menjalin hubungan gak sebercanda itu. Bukan hanya seseorang yang bisa ngucapin selamat pagi, nanyain udah makan atau belum dan sebagainya. Tapi seseorang yang bisa merubah gue menjadi lebih baik dalam segala hal, memberikan motivasi hidup bukan sekedar gombalan dan ucapan good night.

Jadikan pacaran kalian lebih berbobot dengan pasangan yang berkualitas juga, jangan terlalu terburu-buru dalam memilih. Jika memang sekarang sudah memiliki seseorang yang pasti, pikirkan bagaimana untuk menghalalkan dia bukan berpikir untuk mencari adakah yang lebih baik dari dia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Putih Biru Masa Transisi Yang Paling Indah

Dalam fase kehidupan anak sekolah Indonesia kita mengalami beberapa transisi. Dimulai dari SD, SMP, SMA, dan Kuliah. Dalam setiap fase transisi itu, pasti banyak memori-memori indah yang ga bakal bisa kalian lupain dari ingatan kalian. Seperti saat SD, pasti lo pernah ngalamin atau pengalaman temen lo yang namanya pup dicelana. Itu menjadi hal yang sangat lazim terjadi di masa-masa SD bahkan mungkin malunya bisa kebawa sampe tua. Dan mungkin dari kalian semua ada yang udah nemuin cinta monyet dikala itu. Ya....cuman sekedar “gue suka dia loh” udah, tanpa tau makna suka sebenernya tuh apa. Bahkan temen gue dulu saat SD pernah suka cowo karena dia jago main pianika dan jago mainin musik india. Udah, iya sesepele itu.... Fase transisi berikutnya adalah masa SMP. Banyak orang yang bilang masa-masa yang paling indah ketika kalian duduk di bangku sekolah itu adalah masa SMA. Bagi gue GAK . Kenapa gak? Di masa-masa SMA kalian udah harus nentuin identitas diri kalian, nemuin bakat yang ka...

The Golden Cage

The Golden Cage “A bird who hurt her wing, now forgotten how to fly” “A song she used to sing, but can't remember why” “A breath she caught and kept, that left her in a sigh” It hurts her so to love you, but she won’t say goodbye Sebuah poems karya Lang Leav yang screen-captureable banget buat para fakir kasih sayang, buat para penghuni cinta dalam diam, dan buat para manusia yang ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Poems itu nyeritain gimana sih rasanya patah hati bagi seseorang yang terlalu sayang namun hubungan memang sudah tidak bisa lagi diteruskan. Rasanya sakit, tapi ga berdarah. Berbicara mengenai patah hati, pasti diantara kalian juga pernah ngerasain yang namanya patah hati. Ada pepatah yang bilang, kalo kamu berani memulai untuk jatuh cinta, berarti harus siap juga buat nerima yang namanya patah hati. Baru-baru ini saya mengalami the most broken moment selama 22 tahun saya hidup. Walaupun kisahnya ga sedih-sedih amat kaya Romeo Juliet atau Jake ...