The
Golden Cage
“A
bird who hurt her wing, now forgotten how to fly”
“A
song she used to sing, but can't remember why”
“A
breath she caught and kept, that left her in a sigh”
It
hurts her so to love you, but she won’t say goodbye
Sebuah
poems karya Lang Leav yang screen-captureable banget buat para fakir kasih
sayang, buat para penghuni cinta dalam diam, dan buat para manusia yang
ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Poems itu nyeritain gimana sih rasanya
patah hati bagi seseorang yang terlalu sayang namun hubungan memang sudah tidak
bisa lagi diteruskan. Rasanya sakit, tapi ga berdarah.
Berbicara
mengenai patah hati, pasti diantara kalian juga pernah ngerasain yang namanya
patah hati. Ada pepatah yang bilang, kalo kamu berani memulai untuk jatuh
cinta, berarti harus siap juga buat nerima yang namanya patah hati.
Baru-baru
ini saya mengalami the most broken moment selama 22 tahun saya hidup. Walaupun
kisahnya ga sedih-sedih amat kaya Romeo Juliet atau Jake and Rose di Titanic
yang berujung kematian. Tapi putus cinta, merupakan salah satu kegagalan saya
dalam mencapai life goals hidup saya. Saya literally merasa lemah banget
pasca-putus. Kejadian yang bikin malu pernah saya alamin pasca 2 hari putus,
dimana saat itu mata saya masih lebam, muka kucel persis gembel yang gatau
identitas dirinya lagi. Saat itu saya terpaksa ke kampus buat ngurus berkas sidang,
setiap pulang saya memang selalu menggunakan kendaraan umum yaitu naik metromini.
Di sepanjang jalan, ingetan saya hanya dia yang selama ini mengisi hari-hari
indah saya.. melihat pasangan yang naik motor, melihat pasangan yang gandengan
tangan di jalan.. pokoknya semua disisi jalan mendadak mengingatkan saya dengan
dia. Sampai akhirnya saya nangis kejer di metro. Literally nangis kejer sampe
supir metro kemudian nengok kebelakang dan bilang “mbaaa mbaa kenapa? Loh mba
gapapa?” mungkin si bapak supir nyangka saya kecopetan atau kesurupan setan pengabdi setan. SELAIN PATAH HATI DISITU SAYA JUGA PATAH URAT MALUNYA...
YAAMPUN
LEBAY!!!!! Pasti sebagian orang berfikir seperti itu, tapi gak bagi saya karena
dari saya masih embrio mempunyai prinsip yang kuat yaitu salah satu life goals
saya adalah pacaran cukup satu kali gamau gonta-ganti karena apa sih ensensinya
gonta-ganti pasangan? Buat nyari yang terbaik? Buat nyari yang lebih oke? Loh,
bukankah ikatan pacaran itu harusnya saling menerima? Menambal segala
kekurangan pasangan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Itulah
steatment awal saya mengenai sebuah hubungan. Tapi saya lupa, manusia itu
dinamis gampang berubah, sampai akhirnya steatment saya itu tadi terpatahkan
dan sulit dijalankan ketika menyatukan dua buah pihak.
Sampai
akhirnya alasan-alasan klasik kadang dibuat untuk memutuskan hubungan yang
memang dari salah satu pihak ngerasa pasangannya gak lebih baik dari
manusia-manusia diluar sana. Salah satu alasan klasik yang dibuat adalah “Kita
udahan aja ya, kamu terlalu baik buat aku” atau “Kita udahan aja ya, aku lagi
mau sendiri gamau pacaran dulu”. That is super duper alasan bullshit yang
dibuat seseorang cuman karena gaberani buat nyatain alasan putus sebenarnya
apa. Sebenernya nih semua alasan klasik itu punya sinonim begini “Kita udahan
aja ya, aku mau bebas, aku bosen, dan aku mau nyari yang lain”.
Sebenernya
putus akan menjadi hal wajar ketika dilakukan dengan penyampaian yang baik
tanpa kebohongan dan dengan timing yang tepat. Contohnya gimanasih?
- Pertama, kalo udah dirasa ada yang
mengganjal tentang hubungan kalian ya ada baiknya diutarakan. Inget sesuatu
yang ditutupi walaupun baik pasti keliatannya ga akan baik.
· Kedua, kalo dirasa hubungan masih dapat dilanjutkan. Lanjutkan! Ingat lagi kalau membangun hubungan dari awal ga akan mudah kaya ngebalikin telapak tangan. Tapi kalo memang hubungan udah rusak, memang harus disudahi.· Ketiga, jangan pernah pake alasan kebohongan. Bohong itu akan lebih perih ketika nantinya waktu akan membokar kebohongan itu.· Keempat, cari timing yang pas. Ajak pasangan ketemu langsung bukan melalui chat atau telfon. Bicarakan baik-baik empat mata dan beri pengertian. Ga lucu kan kalo pasangan lo lagi ulang tahun atau keluarganya ada yang meninggal kalian minta putus?
Nah
cara baik yang dilakukan kaya gitu biasanya pasangan akan menerima. Yang
disesalkan adalah cuman sedikit dari sekian banyak manusia yang mau
ngelakuinnya.. kebanyakan society kita kalau udah ga nyaman malah ilang kabar,
muncul-muncul dengan minta putus atau dengan pasangan barunya. That's the
stupid thing anyone ever did. Itu cuman dilakuin sama orang yang otaknya dijual
di rumah makan padang.
Putus
memang menjadi hal yang menyakitkan walaupun disudahi dengan cara yang baik.
Ntah mungkin kita akan biasa aja nantinya, melanjutkan hidup dan masa depan
kita tapi ingatan itu pasti akan membekas. Dan jika mengaitkan masalah ini
dengan sisi keagamisan memang seharusnya menjalin hubungan dengan seseorang itu
ga baik sebelum ada ikatan pernikahan. Pasca mengalami broken moment itu saya
seperti kembali terbuka pikirannya, selama ini Tuhan saya baik namun selama
saya menjalin hubungan saya lebih memprioritaskan pasangan saya dan dunia bukan
ibadah saya. Akhlak saya ketika itu masih sangat minus. Kesenangan saya
bergantung pada dunia dan orang lain. Saya senang ketika mendapat kabar dari
dia, saya senang menghabiskan waktu bersama dia. Tapi saya lupa dengan Tuhan
yang menganugerahkan dia dalam hidup saya. Dan benar aja ketika Tuhan mengambil
orang tersebut rasa sakit yang amat mendalam saya rasakan.
“Every
people has a function in our lives. If not as a life partner, he would be a
life study”. Saya tidak menyesal dengan salah satu life goals saya yang tidak
tercapai ini. Saya beruntung Allah mengenalkan seseorang seperti dia sebagai
pembelajaran hidup saya. Tanpa dia mungkin saya tidak akan pernah belajar bahwa
ikhlas itu butuh proses. Tanpa dia mungkin saya tidak pernah sadar akhlak saya
selama ini masih minus. Tanpa dia mungkin saya akan jauh dari Allah.
Terimakasih
ya masa lalu. Ayo kita berteman dengan baik.
So, kalian pernah ngerasain kaya gini? atau pernah ngalamin yang lebih pedih? Let me know di comment yaa:)
So, kalian pernah ngerasain kaya gini? atau pernah ngalamin yang lebih pedih? Let me know di comment yaa:)
Komentar
Posting Komentar