Pernah ga kalian merasa kebaikan yang
kalian berikan ke orang lain sia-sia? Atau kebaikan yang kalian berikan ke
orang lain ga sepenuhnya berbalik ke kalian terlebih di saat-saat dimana kalian
susah? Itu wajar, karena sebenarnya manusia memiliki naluri pamrih. Pamrih jika
kebaikan yang kita lakukan selama ini akan sepenuhnya berbalas dengan kebaikan,
semakin kita baik kepada salah satu orang, maka ekspetasi kita semakin tinggi
terhadap orang tersebut.
Seperti halnya seorang anak kecil
berbuat baik demi mendapatkan perhatian dari orang tuanya, seorang pemuda
berkata manis dan berprilaku baik demi mendapatkan kasih sayang dari pacarnya, seorang
sahabat memberi surprise ulang tahun demi mendapatkan surprise di ulang tahun
berikutnya, seorang pemimpin berbuat baik demi mendapatkan simpati dari
masyarakat, semua hal itu dilakukan dengan pamrih... Semua orang ingin terlihat
baik di lingkungan dan koleganya, pencitraan terus dilakukan setiap ada
kesempatan.
Terkadang memang kita tidak menyadari
telah melakukan keburukan di balik tindakan baik tersebut. Gue jadi ingat apa
yang dikatakan oleh Dosen gue sewaktu itu, bahwa manusia terkadang lebih
menyeramkan dari iblis. Iblis ketika melakukan suatu kejahatan akan dilakukan
secara terang-terangan, tetapi manusia who knows? Siapa yang tahu tentang hati
dan pikiran manusia? Manusia sangat dinamis, di pagi hari bisa menjadi orang
yang sangat dipercaya, lalu malam bisa berubah seketika menjadi seorang
pengkhianat.
Kita baru menyadari apa yang kita
lakukan salah ketika harapan yang kita inginkan tak sesuai kenyataan. Seperti
kecewa ketika hal baik yang kita lakukan tidak menuai pujian, kecewa ketika
tingkah laku pacar berubah dan akhirnya diputuskan, kecewa ketika orang-orang
yang kita berikan kebaikan sepenuhnya tidak ada bersama kita disaat kita susah
sehingga muncul steatment “kalo lagi butuh aja dateng, giliran susah lo kemana
aja”
Semakin disadari perilaku manusia
semakin banyak bolongnya, apa yang menjadi kekecewaan kita terhadap orang lain
itu tidak sepenuhnya berasal dari mereka tetapi lihatlah pada diri kita
sendiri, perilaku kita cerminan diri kita. Terkadang ekspetasi dan rasa pamrih
kita terhadap sesuatu itu sangat besar, buanglah jauh-jauh rasa pamrih dalam
berprilaku baik kepada siapapun. Sesungguhnya Allah pun mengingatkan jika kita
berharap kepada manusia, maka hanya menimbulkan kesakitan bila tak sesuai dengan
harapan.
Berharap diperhatikan, berharap kebaikannya
diingat dan dikenang adalah suatu bentuk ketidakikhlasan. Kesalahan manusia
selama ini selalu ingin dilihat baik oleh orang lain dan jahatnya mereka
mengganggap diri mereka lah yang terbaik. Ketika ada seseorang yang benar-benar
yakin dan meyakini kalau dirinya adalah manusia terbaik, percayalah dia tidak
benar-benar baik.
Hapuskan semua rasa pamrih dalam
melakukan sesuatu, karna kebaikan mu akan berbuah ketulusan. Dan janganlah
pernah merasa bahwa kebaikan yang kita lakukan sia-sia, karna sesungguhnya
segala kebaikan akan baik di mata-Nya...
Komentar
Posting Komentar